Apa yang Para Introvert Rasakan

Kali ini aku gak akan membahas seputar beauty&makeup, tapi aku akan membahas salah satu jenis kepribadian yang dimiliki oleh sebagian manusia. Kenapa aku bahas ini? Karena aku ingin menyampaikan perasaan dan pengalamanku pada orang-orang lewat tulisan. Perasaan yang gak mungkin bisa aku jelaskan serinci ini apabila berbicara secara langsung.

Apakah kalian sering merasa canggung ketika bertemu dengan orang baru? apakah kalian pernah merasa kurang nyaman ketika berada di tempat yang asing bagi kalian? apakah kalian mudah merasa lelah ketika berada di keramaian dan kebisingan? kalau kalian jawab "ya" pada semua pertanyaan tersebut, bisa jadi kalian adalah manusia berkepribadian Introvert, sama seperti aku. 

Secara garis besar, kepribadian manusia dibagi atas dua jenis yaitu Ekstrovert dan Introvert. Ada juga yang menambahkan satu kepribadian lagi yaitu Ambivert, perpaduan antara Ekstrovert dan Introvert, namun aku gak akan membahas Ambivert lebih jauh, karena yang namanya perpaduan, kita bisa simpulkan sendiri, artinya dia berada di tengah-tengah kedua kepribadian itu.

Menurut beberapa sumber yang pernah aku baca dan menurut pengamatanku sendiri, orang-orang ekstrovert itu gampang bergaul, suka tampil, suka mengobrol, dan kadang lebih suka bicara daripada berpikir. Orang-orang ekstrovert itu biasanya gak bisa diam, mereka haus berinteraksi. Mereka juga lebih mudah diterima di lingkungannya karena sifatnya yang gampang beradaptasi, mereka tak perlu berpikir sebelum memulai suatu topik pembicaraan dengan orang lain. Tak perlu mengambil contoh jauh-jauh, Ibuku adalah seorang yang ekstrovert. Dia cepat sekali bergaul dengan siapa saja. Dia hampir selalu memulai obrolan dengan semua orang yang ditemuinya. Yang aku lihat, tak sulit baginya untuk berteman dengan semua orang.

Bagaimana dengan kita yang Introvert? 

Orang Introvert itu lebih tertutup. Kita gak selalu gampang memulai pembicaraan dengan orang baru, biasanya kita akan jadi pihak yang menjawab pertanyaan-pertanyaan atau obrolan-obrolan yang orang lain lontarkan daripada jadi pihak yang memulai percakapan. Banyak orang yang mengira kita sombong, namun percayalah kita itu nggak sombong. Kita hanya gak semudah itu untuk membuka diri pada orang lain. Kadangpun supaya gak dikira sombong, kita susah payah berpikir mencari topik untuk memulai percakapan dengan orang lain, walaupun seringkali percakapan tersebut putus, karena kehabisan topik.

Introvert itu suka berpikir. Orang yang gak kenal kita, selain mengira kita ini sombong mereka juga biasanya akan menganggap kita ini gak tau apa-apa dan gak pernah mikir. Loh kenapa? padahal kita ini kan suka berpikir? Jadi gini, orang introvert itu saking sukanya mikir, mereka jadi gak suka sama sesuatu yang biasa-biasa aja, pembicaraan yang ringan-ringan dan gak filosofis, Inrtovert itu lebih suka membicarakan sesuatu secara mendalam. Sedangkan populasi manusia yang hidup di dunia ini sebagian besar berkepribadian ekstrovert, dimana orang-orang ekstrovert itu bisa membicarakan apa saja mulai dari hal-hal remeh sampai hal-hal yang krusial, namun tetap saja mereka lebih suka membicarakan sesuatu yang ringan. Nah disini orang Introvert biasanya males nimbrung. Dan kalau kita ajak orang lain membicarakan sesuatu lebih mendalam, bisa jadi orang lain malah nggak ngerti dan bingung dengan pembahasan kita. Makanya kepala kita suka pusing apabila dikelilingi sama orang-orang yang ekstrovert. Jadi kadang orang-orang mikirnya kita nggak tau apa-apa, padahal sebenarnya kita hanya malas membicarakan sesuatu yang gak penting-penting amat.

Hal ini gak dibuat-buat, ini memang sifat alamiah kita sebagai orang Introvert. Aku sendiri sebagai orang Introvert menyadari bahwa sifat seperti ini mempunyai dua ujung mata pisau. Di satu sisi, kita ini bisa jadi orang yang lebih bijaksana karena suka berpikir, kita juga bisa jadi orang yang nggak gegabah dan nggak suka mengganggu atau mengusik hidup orang lain. Namun di sisi lain kita bisa jadi orang yang nggak asik karena susah diajak berkomunikasi. Aku cukup menyadari hal ini, maka usahakan sebisa mungkin sebagai Introvert walaupun kita nggak begitu tertarik dengan pembicaraan yang sedang berlangsung, tetaplah berikan respon terhadap lawan bicara. Selain supaya kita tetap bisa berteman dengan siapa saja, juga supaya kita nggak di-cap sombong. Hal ini juga melatih diri agar bisa bersifat lebih terbuka. Bagi kalian yang ekstrovert, kalian gak akan bisa merasakan apa yang kita rasakan, cuma kita yang tau gimana rasanya, gimana lelahnya berusaha membuka diri terhadap orang lain. Bagi kalian, membuka diri itu gak perlu usaha karena kalian memang punya sifat yang terbuka, tapi bagi kami, membuka diri itu butuh usaha dan kadang kerja keras.

Walaupun Introvert cenderung tertutup dan tidak begitu banyak bicara, namun Introvert adalah seorang pemerhati. Orang-orang gak bakal mengira bahwa kita adalah orang yang suka memperhatikan sekeliling, baik itu keadaan maupun manusia yang ada di sekitar kita. Orang lain biasanya merasa bahwa kita ini acuh tak acuh, padahal kita sedang menelisik mereka, kita melihat dan mempelajari sikap, pembawaan, kebiasaan, cara bicara, cara berjalan, dan watak mereka. Jangankan lingkungan dan manusia, seorang Introvert bahkan betah memperhatikan serangga, dedaunan yang dihembus angin, awan yang bergerak perlahan, dan hal-hal lain yang luput dari perhatian orang lain.

Kita juga lebih menyukai tempat-tempat yang tenang, jauh dari keramaian dan kebisingan, kita suka menghabiskan waktu dengan membaca, menulis, berkarya atau melakukan aktifitas lain di tempat dan suasana yang tenang. Tapi bukan berarti kita ini nggak bisa diajak pergi ke kawinan mantan, eh teman, atau gak bisa diajak nonton konser, party atau ke club. Sama seperti kalian yang ekstrovert, kita juga bisa pergi ke tempat-tempat tersebut, hanya saja kita itu kayak punya stock energy. Kalau kalian bisa bertahan sepanjang hari dengan suasana yang seperti itu, nah kita punya batasan, kita akan merasa lelah apabila terlalu lama berada dalam tempat dan suasana demikian, dan kalau kita sudah kehabisan stock energy, kita akan memilih pergi dan menyendiri dulu untuk menenangkan diri dan mengisi energy yang sudah habis.

Bila orang Ekstrovert suka melakukan semua hal beramai-ramai, atau paling tidak nggak sendirian, misalnya nonton bioskop, makan, belanja, liburan, maka orang Introvert juga bisa melakukan aktifitas tersebut bersama orang lain, namun kita akan merasa alangkan lebih nikmatnya apabila melakukan hal-hal tersebut bersama orang terdekat. Kita juga gak masalah apabila harus melakukan hal tersebut seorang diri. Memang gak semua orang Introvert bisa bersahabat dengan diri sendiri. Apabila kamu Introvert dan kamu merasa kamu sedang dikutuk karena berkepribadian Introvert, segeralah Intropeksi diri. Yakini bahwa ini adalah anugerah. Kamu harus belajar mencintai diri kamu, Introvert ini bukan kutukan. Sebenarnya dengan menjadi Introvert kamu bisa lebih mencintai diri kamu, kamu bisa lebih bersahabat dengan dirimu sendiri, kamu juga lebih mandiri karena merasa nyaman melakukan banyak hal seorang diri. Karena itu ciptakan rasa percaya diri.

Aku nggak tau apakah kalian yang di luar sana yang berkepribadian Introvert merasa nyaman dengan diri kalian atau malah tersiksa dengan kebribadian kalian. Apakah kalian bisa mandiri dan keluar rumah untuk melakukan aktifitas seorang diri, atau malah lebih memilih diam karena tidak mau bertemu siapapun, tidak mau melakukan hal-hal baru, dan kalaupun sedang berada di tempat umum kalian selalu berusaha menjadi orang yang tak terlihat, orang yang luput dari pandangan. Apabila demikian, maka marilah segera belajar untuk mencintai diri sendiri agar kalian bisa memiliki rasa percaya diri. Aku tau kok bagaimana rasanya, aku tau bagaimana lelahnya kita menjalani proses untuk jadi pribadi yang lebih menerima diri sendiri. Dulunya aku adalah anak yang sangat pemalu dan pendiam. Aku sulit berkomunikasi dengan orang-orang baru. Tapi aku mau berprsoses, aku terima tantangan-tantangan yang datang. Misalnya, walaupun pemalu tapi waktu kecil (SD) aku sering ditunjuk untuk bernyanyi di atas panggung pada acara-acara tertentu, ya kalau dulu sih suaraku terbilang bagus ya, sekarang gak tau deh hehe. Awalnya aku begitu malu untuk tampil di depan umum, tapi aku juga malu untuk menolak, akhirnya aku juga terbiasa bernyanyi di depan umum. Sampai SMP aku masih tumbuh menjadi anak yang pemalu dan pendiam, tapi walau begitu aku tetap punya gang/geng/gank, aku gak tau penulisannya gimana, yang jelas aku punya geng di sekolah. Tapi ya namanya anak SMP, geng aku juga berganti-ganti, yang jelas temen aku ngga cuman satu dari masuk sampai tamat sekolah. Disitu juga aku mulai merasakan yang namanya cinta pertama, aku mulai mengenal yang namanya pacaran, lalu putus cinta dan patah hati. Pengalamanku dalam behubungan dengan orang lain pun berkembang karena aku gak menutup diri. Lanjut ke SMA aku mulai menjalani masa-masa jadi anak remaja yang bandel. Fase hidup dimana aku melanggar semua hal yang memungkinkan untuk dilanggar, bersama teman-teman pastinya. Pada masa kuliah aku memutuskan untuk bergabung dengan komunitas Teater di kampusku. Disana aku belajar banyak sekali hal-hal baru, terutama tentang manusia beserta kehidupan, tak kalah penting aku juga belajar tentang kepercayaan diri dan rasa nyaman dengan diri sendiri. Dengan bermain teater mau tak mau aku harus tampil di muka umum, mau tak mau aku harus berani gila, berani jelek, berani tampil bodoh dan berani melakukan hal-hal yang sebelumnya tak pernah ku lakukan. Terjun ke dunia Teater memberikan perkembangan bagi kepercayaan diriku.

Dengan aku gak menutup diri, aku membiarkan diriku berproses, aku gak kehilangan kepribadianku yang Introvert, namun aku juga gak membiarkan diriku tenggelam dalam kesunyian. Memang tidak mudah bagi seorang Introvert untuk membuka diri. Begitu juga dalam soal percintaan. Sewaktu masa sekolah SMP-SMA bisa dibilang aku memiliki mantan pacar yang banyak, itu juga karena masih masa puber, masih plin-plan dan memiliki rasa penasaran yang tinggi. Aku menjalin hubungan dengan mereka hanya dalam hitungan bulan, minggu, bahkan hari. Namun seiring aku dewasa, aku semakin memiliki kriteria-kriteria tersendiri dalam memilih lelaki yang akan aku jadikan pasanganku. Pada fase ini sikap Introvertku menjadi-jadi. Aku kambuh lagi. Aku sangat menutup diriku terhadap laki-laki semenjak umur 19 tahun. Aku malas membuka hatiku pada mereka yang ingin mendekat. Setiap kali ada yang mencoba menghubungiku, aku akan respon seadanya. Setiap kali ada yang mengajak bertemu, aku malas bukan main. Ada beberapa yang sempat nge-date bareng aku, tapi untuk nge-date bersama mereka aku harus mengumpulkan energy sedemikian rupa. Ada cukup banyak gebetan, tapi sebenarnya tak satupun dari mereka yang membuat aku merasa tertarik. Aku hanya berusaha merespon, aku berusaha tertarik pada mereka, aku berusaha untuk belajar menerima mereka. Namun pada akhirnya tetap saja aku sangat lelah dan memilih untuk menjauh.

Tidak mudah untuk merebut hati para Introvert, tapi ketika kami sudah jatuh cinta percayalah, hanya satu orang yang akan memenuhi hati kami, tak ada sedikitpun ruang kosong yang bisa ditempati oleh orang lain. Setelah sekitar 4 tahun aku menjomblo, akhirnya hatiku terbuka juga dengan satu laki-laki. Dan Introvert itu tak pernah mencintai setengah-setengah, kita mencintai dengan totalitas.
Sebenarnya para Introvert gak selamanya tertutup. Kita bisa jadi pribadi yang benar-benar 100% berbeda dari yang orang-orang kenal. Apabila kebanyakan orang mengenal kita sebagai sosok yang gak banyak bicara dan kalem. Maka orang-orang terdekat kita pasti gak akan menganggap kita demikian, bisa jadi bagi mereka kita adalah orang yang sangat terbuka, suka bercerita, bersemangat, humoris, gila, dan lain sebagainya. Kita juga  suka membicarakan hal-hal yang sepele, gak penting, dan menggosip. Bukannya kita gak mau menunjukkan sifat asli ini untuk umum, hanya saja kita memang gak bisa. Sudah menjadi naluri kita untuk menjunjukkan sifat yang sebenarnya hanya pada orang-orang terdekat atau orang yang nyaman bagi kita.

Hal lain yang dimiliki Intovert adalah kejujuran. Kita malas berpura-pura. Berpura-pura suka, berpura-pura nyaman, berpura-pura senang, atau pura-pura lainnya. Walaupun semakin banyak orang-orang "fake" di muka bumi ini, tak terkecuali orang-orang Introvert, namun sifat dasar Introvert adalah jujur. Bila kita tak tertarik terhadap sesuatu maka kita tak akan berpura-pura suka, dan bila kita benar-benar suka maka kita akan langsung menunjukkan sikap suka.

Sampai saat ini akupun masih terus berusaha, aku belum selesai belajar dan berproses menjadi manusia yang lebih terbuka terhadap hal-hal yang berguna bagi aku dan orang-orang yang ku sayangi. Namun satu kekurangan introvert, walaupun kita memiliki keinginan untuk berkembang dan sudah berusaha memperhatikan, merasakan, memenuhi apa yang sekeliling kita inginkan, tetap saja tanpa kita sadari terkadang sikap introvert yang tak mau diganggu ini muncul ke permukaan.  Jadi bagi seorang Intrivert berproses bisa saja memerlukan waktu yang tak sebentar, dan tak semua orang sabar menunggu kita dalam berproses, tak semua orang menerima kita sampai kita benar-benar menjadi pribadi yang memuaskan, bisa saja kita dititnggalkan dalam perjalanan tersebut.

Apabila kalian yang sedang mampir membaca tulisan ini adalah seorang introvert, kalian gak perlu merubah kepribadian kalian kok. Menjadi Introvert itu adalah sebuah anugerah, kita sudah diberkahi  cara berfikir yang unik dan mendalam, kekuatan batin, prinsip-prinsip kejujuran dan sensitivitas. Banyak tokoh-tokoh berpengaruh yang memiliki kepribadian Introvert, misalnya Abraham Lincoln, Albert Einstein, J.K Rowling, Mahatma Gandhi, Audrey Hepburn, Bill Gates, Emma Watson, Ariel Noah, dan Raisa. Kita hanya perlu menerima dan menjalani proses kehidupan dan bersikap lebih terbuka. Tak perlu terbuka pada segala hal kok, kita hanya perlu terbuka pada hal-hal yang akan berdampak baik dan memberikan kemajuan di hidup kita.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar